—
Pokok Bahasan
— Daur hidrologi
— Jenis kegiatan air
— Kegiatan air hujan,
pelapukan dan pengendapan
— Kegiatan air sungai:
pengikisan, pengangkutan, pengendapan.
— Perkembangan dan daur
pembentukan sungai
— Kegiatan danau
— Kegiatan rawa,
pembentukan batubara.
— Kegiatan Air
— Air dalam ‘Bumi’ tersimpan dalam waduk (reservoir):
lautan, salju, lapangan salju, air bawah tanah, danau, air (dalam) tanah, atmosfer, sungai, dan biosfer.
— Daur hidrologi:
Ø
Suatu model yang menggambarkan penyimpanan dan
pergerakan air antara biosfer, atmosfer, litosfer, dan hidrosfer.
— Kegiatan Air
— Daur (peredaran) hidrologi:
Ø Penguapan (evaporation,
evapotranspiration) Þ Pengembunan (condensation) Þ Curahan (presipitation) hujan Þ Pengendapan (deposition) Þ Pelimpasan (runoff) Þ Peresapan (infiltration) Þ Sublimasi Þ Transpirasi Þ Pencairan Þ Aliran air tanah.
— Kegiatan air:
Ø
Air
permukaan
Ø
Air
bawah tanah
— Jenis kegiatan air
— Air hujan: peresapan ke dalam tanah atau
batuan
— Air sungai: aliran di permukaan
— Danau: air di danau
— Rawa: air di rawa
— Air laut: gelombang
— Air tanah (groundwater): peresapan
dan aliran bawah permukaan
— Peran air:
Ø
Pengikis
(erosi)
Ø
Pengangkut
(transportasi)
Ø
Pengendap
(sedimentasi)
— Kegiatan air hujan
— Air hujan:
Ø
Penguapan
Ø
Kondensasi
Ø
Curahan
— Curahan:
Ø Limpasan di permukaan (runoff)
Ø
Peresapan
— Bila curahan besar:
Ø
limpasan >> peresapan Þ banjir
— Pengikisan dan pengendapan
— Pengikisan air hujan:
Ø
air
hujan di permukaan dan ke dalam rekahan/pori2 batuan,
Ø
pengikisan
batugamping: H2O+CO2+CaCO3 ↔ Ca(HCO3)2
(larutan)
— Di permukaan:
Ø
karr (karren) - alur berukuran mm sampai
m, biasanya dibatasi oleh ‘punggungan’ berbentuk pisau,
Ø
sinkhole - lubang (membulat) pada permukaan,
Ø
dolina
(doline) - sinkhole berukuran besar,
Ø
uvala (lembah karst) - lembah yang terbentuk
karena sejumlah sinkhole menyatu, ukurannya dari ratusan m sampai km.
— Di bawah permukaan:
Ø
gua (cave), stalaktit, stalakmit.
— Kegiatan air sungai
— Pembentukan sungai:
Ø
anak
sungai, beraliran kecil (stream),
Ø sungai (river).
— Cara air bergerak:
Ø
Laminer (laminar flow)-air mengalir lurus
pada permukaan yang rata/licin
Ø
Turbulen
(turbulent flow)-air mengalir (cepat) dengan arah tak beraturan,
biasanya karena permukaan yang tidak rata.
— Kecepatan arus tergantung pada:
Ø
jumlah
air yang mengalir,
Ø
keadaan
lembah,
Ø
gradien/kemiringan
lembah,
Ø
lambat
(500 m/jam) dan cepat (10 m/det).
— Pengikisan
— Jenis pengikisan: mekanis dan kimia
— Pengikisan mekanis:
Ø
pengikisan
karena kuatnya aliran sungai (kecepatan arus) → hydraulic action,
Ø
pengikisan
karena pergesekan fragmen batuan dengan batuan yang dilaluinya → korasi (coration).
— Pengikisan kimia:
Ø
dalam
air yang mengalir terdapat unsur kimia,
Ø
terjadi
reaksi kimia dan air dapat melarutkan batuan yang dilaluinya.
— Pengikisan
— Kecepatan pengikisan tergantung pada:
Ø
tenaga
air/kecepatan arus,
Ø
daya
tahan batuan.
— Erosi basis (dasar erosi):
Ø
permukaan
terendah yang dapat dicapai oleh gerusan sungai,
Ø
dasar
erosi: lapisan batuan keras, pertemuan dengan sungai besar, danau, laut.
— Pengangkutan
— Penggelindingan (traction bedload):
Ø fragmen batuan bergerak dengan cara
menggelinding dan saling dorong karena arus.
— Suspensi (suspension):
Ø
bahan
terangkut karena arus turbulen sehingga untuk sementara terdapat dalam arus:
Ø
permanen
(permanent suspension load),
Ø
sementara
(temporary suspension load).
— Pelarutan:
Ø
bahan
terangkut dengan cara melarut.
— Pengambangan (flotation):
Ø
bahan
terangkut secara mengambang karena ringannya.
— Pengendapan
— Proses pengendapan tergantung pada:
Ø
kecepatan
aliran, dan
Ø
ukuran
fragmen.
— Cara pengendapan:
Ø
mekanis,
dan
Ø
kimia.
— Tempat pengendapan:
Ø
dasar
sungai dengan aliran lambat,
Ø
belokan
sungai.
— Perkembangan lembah sungai
— Melebar:
Ø
pengikisan
lateral terhadap dasar sungai, tebing sungai makin curam dan terjadi
pelongsoran,
Ø
pengikisan
tebing sungai,
Ø
pelapukan
yang disusul mass wasting.
— Memanjang:
Ø
proses
erosi ke hulu (headward erosion), dan
Ø
mundurnya
lautan.
— Mendalam
Ø
hydraulic
action,
Ø
korasi,
Ø
pelapukan
yang disusul pengangkutan bahan.
—
Daur
perkembangan sungai
— Sungai remaja
— Sungai dewasa
— Sungai tua
— Sungai remaja
— kegiatan utama pengikisan dasar,
— penampang memanjang tidak teratur, banyak
jeram, mungkin ada danau,
— penampang lintang berbentuk V,
— dasar tertutup air,
— tebing terjal.
— Sungai dewasa (mature)
— pengikisan lateral mulai nampak,
— penampang memanjang mulai kelihatan
seimbang, dasar sungai teratur, tak ada jeram, lubuk,
— mulai ada kelokan,
— penampang lintang berbentuk V dengan dasar
mulai rata,
— tebing terjal.
— Sungai tua
— pengikisan secara lateral,
— penampang memanjang rata dengan lengkung
yang sangat lemah,
— dasar sungai telah mendekati dasar erosi,
— ada kelokan2 pada dataran banjir yang
lebar,
— penampang lintang berbentuk U melengkung
lebar,
— dasar lembah jauh lebih lebar dari pada
kelokannya sendiri.
— Pembentukan meander
— Meander – sungai yang berkelok-kelok.
— Pembentukan meander:
Ø
berlangsung
di dataran rendah,
Ø
erosi
berlangsung secara lateral,
Ø
aliran/arus
yang lambat cenderung menggerus dinding/bagian yang lunak,
Ø
tebing
sungai yang tergerus membentuk dinding terjal,
Ø
di
seberangnya berlangsung pengendapan.
— Pembentukan danau tapal kuda (oxbow
lake):
Ø
pada
kelokan sungai yang sangat tajam terjadi pemotongan daratan,
Ø
berlangsung
pembendungan sungai lama.
—Kegiatan Danau
— Danau:
— suatu depresi di daratan yang terisi air
dan tidak mempunyai kaitan langsung dengan laut.
— menempati sekitar 1,8 % dari luas daratan.
— ukuran danau sangat bervariasi mulai kurang
dari 1 km2 sampai puluhan ribu km2.
— kedalamannya dari beberapa cm (0,8 m –
Elton) sampai 1.742 m (Baikal).
— Lymnology:
— bagian dari hidrologi yang mengaji masalah pembentukan danau, kondisi fisika-kima dan
organisme yang berada di dalamnya.
— Fungsi danau
— mirip dengan air sungai dan laut,
— perannya sebagai agen geologi tidak sebesar
keduanya.
— Pembentukan Danau
— air hujan atau presipitasi dari atmosfer,
— bekas air laut (karena pemisahan).
— Kajian Danau
— Sedimentasi yang kini berlangsung di danau
dapat dijadikan kajian sedimentasi pada masa lampau.
— Bahan Kajian Danau:
— letak geografisnya,
— posisi hipsometriknya,
— bentuk alami dari lembahnya,
— keasinannya (salinity).
Ø memberikan pengertian yang lebih mendalam
mengenai proses yang terjadi di muka bumi.
— Jenis Danau
— Berdasarkan pembentukan (terjadinya)
— danau tektonik,
— danau glaciers,
— danau vulkanik,
— danau erosi dan aggradation, danau
banjir, danau oxbow,
— danau delta,
— danau lagun dan estuaria,
— danau amblasan (subsidence lake),
— danau avalanche,
— danau wind deflation.
— Jenis Danau
— Berdasarkan kondisi hidrogeologi:
Ø
danau
tak beraliran (pengurangan air karena penguapan),
Ø
danau
beraliran (pengurangan air karena sungai).
— Berdasarkan kegaraman (salinity) dan susunan airnya
— Susunan kimia (dan derajat pemineralan) air
danau:
Ø
tergantung
pada keseimbangan air (masuk dan keluar) dan iklim,
Ø
sangat
bervariasi.
— Komposisi kimia: HCO3 dan Ca; Cl dan Na; SO4 dan Na.
— Kadar pemineralannya antara 30 – 250 mg/l.
—
Salinitas
dan susunan kimia dalam danau sangat berperan dalam proses sedimentasi.
— Proses Kegiatan Danau
— Abrasi,
— Transportasi,
— Sedimentasi.
— Proses tersebut terjadi karena adanya
gerakan masa air yang mengakibatkan terjadinya:
Ø
gelombang,
Ø
arus,
Ø
pasang
(naik dan surut).
— Gerakan masa air danau disebabkan oleh
tiupan angin.
— Proses Kegiatan Danau
— Abrasi
— berlangsung terhadap tepian danau,
— mengakibatkan terjadinya pemunduran tepi
danau (dari beberapa – puluhan m).
—
hasil abrasi ditransporkan ke arah kedalaman danau.
— Sedimentasi berperan sangat besar, tergantung pada faktor:
— iklim,
— topografi,
— struktur geologi,
— keadaan sekelilingnya,
— ukuran, bentuk, dan kedalaman danau,
— intensitas aliran sungai.
— Kegiatan di danau: sedimentasi.
— Jenis Endapan Danau
— Terigen (terrigenous sediments)
— terdiri dari detritus (pasir, kerikil,
kerakal) dari sungai dan hasil abrasi;
— sebaran fragmen kasar biasanya relatif
sempit;
— endapan lumpur (aleurites) terdapat
pada tepi danau yang dangkal;
— kedalaman lumpur dari beberapa sampai ratusan m.
— Kimia
— merupakan hasil sedimentasi kimia dari
berbagai macam garam;
— tergantung pada kandungan unsur2 kimia
dalam danau.
— Organogenik
— endapan berupa hasil akumulasi organisme
air pada dasar danau;
— fauna mengandung CaCO3 Þ endapan kalsium karbonat (batukapur);
— sejenis plankton yang mengandung silika Þ diatomea.
—Kegiatan Rawa
— Rawa
— bagian daratan yang ditandai oleh harison
(tanah atau batuan) bagian atas yang sangat basah (berair).
— Di daerah rawa biasanya terjadi akumulasi
gambut yang sangat tebal.
— Gambut:
— sisa-sisa tumbuh-tumbuhan (yang telah mati)
yang telah mengalami dekomposisi, berwarna coklat tua, kadang-kadang hitam.
— Pembentukan rawa
— Rawa dapat terbentuk karena berbagai sebab:
Ø
gangguan
tumbuh-tumbuhan (vegetation encroachment) pada danau;
Ø
berairnya
(banjiran) tanah yang semula kering.
— Intensitas gangguan tumbuh-tumbuhan dan keadaan
paya tergantung pada:
Ø
permukaan
(relief) dasar,
Ø
tepi
danau.
— Pada umumnya rawa mudah terbentuk:
— pada danau yang berdasar dan bertepi
landai,
— sedimentasi di danau ini sangat intensif
sehingga memudahkan pendangkalan,
— matinya organisme plankton danau.
— Jenis (tipe) Rawa
— Paya Dataran Tinggi (upland moors)
— Terdapat di pematang (watershed) dan berpermukaan cembung.
— Permukaan air tanah (ground water table)
biasanya dangkal.
— Masukan air dari permukaan (atmospheric
water) bergaram rendah.
— Pembentukan oligotrophic vegetation
(tidak perlu unsur nutrisi).
— Gambut berkalori tinggi dan berkadar abu
rendah.
— Rawa Dataran Rendah (low-land swamps)
— Terbentuk di daerah depresi (permukaan rata atau sedikit cekung).
— Masukan air (hujan, air tanah, dan sungai) kaya akan nutrisi.
— Pembentukan autotrophic vegetation (perlu nutrisi khas).
— Gambut berkadar abu tinggi dan nilai kalor rendah.
— Paya Transisi (transition moors)
—
Terbentuk
mesotrophic vegetation.
— Jenis Cekungan Batubara
— Paralic
— Cekungan batubara (coal basins)
terbentuk di lingkungan pantai (coastal plains), merupakan kondisi
pergantian pantai dan rawa;
— Formasi pembawa batubara berselingan dengan
endapan laut (littoral).
— Limnic
— Cekungan batubara terbentuk di lingkungan
daratan;
— Formasi pembawa batubara terdiri dari
endapan air tawar (aluvial, proluvial, lacustrine, palustrine,
dsb);
— Biasanya lapisan2nya tipis, dicirikan
fasies yang bervariasi, dan batubaranya berbentuk lenticular.
— Kegiatan di rawa:
pengendapan.
— Pengendapan di Rawa
— Kajian terhadap rawa mempunyai arti yang
sangat penting:
— Merupakan sumber pembentukan gambut;
— Pembentukan rawa dalam jutaan tahun lalu
bertalian dengan pembentukan batubara (proses metamorfisme dari gambut).
— Pembentukan lapisan gambut (pada zaman tertentu): Karbon, Paleogen, Neogen.
— Pembentukan batubara
— batubara dapat terbentuk dari gambut bila
tertindih (terkuburkan) di bawah lapisan endapan yang tebal;
— dapat terjadi perselingan antara lapisan
batubara (coal seams) dengan batuan lain (batupasir, batulempung,
batukapur).
— Di beberapa tempat batuan penimbun itu
merupakan endapan laut.
— membuktikan perubahan kondisi pembentukan
endapan darat (rawa) dan laut.
— Pada kondisi tertentu:
— lapisan batubara dan batuan selingnya (interburden)
mempunyai ketebalan dan kemenerusan (continuity) yang luas (sampai
beberapa km);
— jumlah lapisan batubara banyak.
0 comments:
Post a Comment