/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Wednesday 9 March 2016

BATUAN ENDAPAN




Masih nongkrong disini bro??? Kopinya hbs Bro??? Ngopi dulu dong Bro biar agak enjoy dikit.hahhaha
Gimana Bro udh paham materi yg kemarin??? Sorry nih Bro ane bkn mau ngajarin,merasa so pintar atau apalah namanya! Ane Cuma berbagi sedikit ilmu disini & mudah2an bias berguna untuk Bro Bro para pembaca tulisan Ane….
Kemarin kita membahas Batuan Gunungapi
(Volcanic Rock),sekarang kita akan membahas Batuan Endapan (Sedimentary Rock)
BATUAN ENDAPAN
(Sedimentary Rocks)
BATUAN ENDAPAN (Sedimentary Rocks)
Pokok bahasan:
  Pengertian batuan endapan
  Pembentukan batuan endapan
  Endapan mekanis, kimia, dan organik
  Klasifikasi batuan endapan
  Lingkungan pengendapan
  Struktur batuan endapan
  Penamaan batuan endapan
  Batuan endapan dan bahan galian
Batuan Endapan
Batuan endapan
  batuan yang terbentuk karena proses pengendapan (sedimentasi) dan diagenesa (pembatuan atau pemampatan endapan lepas).

Pembentukan batuan endapan
  pelapukan/penghancuran batuan asal (batuan beku, batuan endapan, atau batuan malihan).
  transportasi: pemindahan hasil pelapukan/erosi ke tempat lain baik dilakukan oleh air atau angin.
  pengendapan: akumulasi bahan lepas (unconsolidated materials) misalnya lempung, pasir, kerikil dsb.
  diagenesa: proses pemampatan baik karena penyemenan maupun tekanan, misalnya batulempung, batupasir, konglomerat, dsb.
Proses Pembatuan
Pemadatan, kompaksi (compaction)
Perubahan secara fisika yang berlangsung dalam proses pembatuan.
Dalam proses ini terjadi proses sejat atau dehidrasi (dehydration).
Sangat efektif dalam proses perubahan lumpur yang kaya akan lempung.
Proses sejat berlangsung makin intensif seiring dengan peningkatan kedalaman dan suhu.
Pembatuan, litifikasi (lithification)
Lithos (Greek) – batu, facere (Latin) – membuat
Berubah menjadi batu, proses pembatuan.
Diagenesis (diagenesis)
Semua perubahan secara kimia dan fisika (kecuali erosi) yang dialami suatu endapan dalam proses litifikasi.
Perubahan ini dalam kondisi suhu di bawah 300o. (Di atas suhu itu berlangsung proses malihan).
Jenis (kelompok) Batuan Endapan
  mekanis
  kimia
  organik
Batuan Endapan Mekanis
  Batuan yang terbentuk karena proses pengendapan dan diagenesa hasil pelapukan yang biasanya berupa keratan (fragment) batuan dan/atau mineral.
  Endapan klastik: lempung, pasir, kerikil, kerakal.
  Batuan endapan (yang telah mengalami diagenesa): batulempung, batupasir, konglomerat, breksi.
Batuan Endapan Mekanis
Konglomerat (conglomerate)
  Batuan endapan yang fragmennya berukuran > 4 mm dan bentuk fragmen tersebut membulat dengan semen bahan yang lebih halus
Jenis konglomerat:
  Monomik (monomictic conglomerate):
  fragmennya sejenis, misalnya batupasir saja atau granit saja
  Polimik (polymictic conglomerate) :
  fragmennya tidak sejenis terdiri dari bermacam-macam jenis batuan
Breksi (breccia)
  Batuan endapan yang fragmennya menyudut dan berukuran > 4 mm
Batuan Endapan Mekanis
Batupasir (sandstone)
Batuan yang keratannya berukuran 1/16-2 mm, tersemenkan
Batupasir kuarsa (quartz sandstone)
Batupasir yang komponen utamanya kuarsa, butirannya biasanya membulat dan terpilah baik (well sorted).
Serpih (shale)
Batuan endapan yang tersusun oleh butiran berukuran lanau dan lempung, mudah membelah (fissile). Selain mineral lempung juga mengandung kuarsa, felspar, kalsit, dolomit, dan mineral lain.
Batuan Endapan Mekanis
Arkos (arkose)
Batupasir yang mineral utamanya tersusun oleh felspar dan kuarsa.
Grewak (greywacke)
Batupasir “kotor”, mengandung lempung dan keratan batuan. Tidak terpilah dengan baik (poorly sorted), butirannya menyudut.
Batuan Endapan Kimia
  Batuan yang terjadi karena proses penguapan, konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang mengandung unsur-unsur kimia hasil pelapukan
  Contoh batuan endapan kimia:
  batugamping (CaCO3)
  garam (NaCl)
  gipsum atau batutahu (MgSO4)
Batuan Endapan Kimia
Batugamping (limestone)
Batuan endapan yang sebagian besar tersusun oleh kalsit baik dengan proses organik maupun inorganik.
Dolomit (dolomite)
  Batuan endapan yang tersusun oleh mineral dolomit yaitu senyawa kalsium dan magnesium – CaMg(CO3)2
Batuan Endapan Kimia
Rijang (chert)
Batuan endapan kimia yang padat yang sebagian besar atau seluruhnya tersusun oleh kuarsa mikrokristalin (berukuran mikron). Rijang dapat pula mengandung kalsedon atau opal. Rijang terdapat bersama batugamping dan sangat tahan terhadap pelapukan.
ØFlint: varitas (rijang) berwarna abu-abu gelap sampai hitam, yang mengandung zat organik.
Batuan Endapan Organik
Batuan endapan organik:
  Batuan yang terbentuk karena kegiatan/proses biokimia dan biomekanik seperti karang (hasil pembuatan rumah) oleh binatang laut dan terjadinya penumpukan cangkang (koral, foraminifera), penumpukan tumbuh-tumbuhan dsb.

Contoh batuan endapan organik:
  batugamping terumbu (Ca)
  radiolarit (Si)
  diatomit (Si)
  batubara (tumbuhan - C)
  gambut (tumbuhan - C)

Klasifikasi Batuan Endapan
Dasar klasifikasi
  Tekstur batuan:
  Ukuran butiran/fragmen
  Bentuk butir/fragmen
  Susunan kimia/mineral:
  Unsur
  Garam (kimia) seperti karbonat, sulfat, dsb.
Ukuran dan Bentuk Butir
  Ukuran butir:
  Bongkah (boulder)          > 256 mm
  Berangkal (cobble)          – 64-256 mm
  Kerakal (pebble)         – 4-64 mm
  Kerikil (granule, gravel)      – 2-4 mm
  Pasir (sand)                 – 1/16-2 mm
  Lanau (silt)                  – 1/256-1/16 mm
  Lempung (clay)          < 1/256 mm
  Ukuran dan bentuk butir (Unit Phi – skala Udden-Wentworth)
Bentuk dan Pemilahan Butir
  Bentuk (shape):
  Membulat: gravel
  Menyudut: puing (rubble)
  Pemilahan (sorting):
  Baik
  Buruk
Lingkungan Pengendapan
  Pembentukan batuan endapan:
  Lingkungan daratan
  Lingkungan lautan

  Lingkungan daratan, dapat terjadi/terbentuk oleh:
  Air
  Angin
Ø Lingkungannya: daratan, sungai, danau, rawa
Lingkungan Pengendapan Laut
  Berdasarkan lingkungan pengendapannya, laut dibagi menjadi beberapa zona yaitu:
  Epineritik: dari garis pasang-surut sampai kedalaman 50 m
  Neritik      : dari kedalaman 50 – 200 m
  Batial : kedalaman laut 200 – 2000 m
  Abisal        : kedalaman laut > 2000 m
  Berdasarkan kedalaman air laut, pengendapan bahan yang terbawa dari daratan atau hasil pengikisan pantai akan mempunyai perbedaan besar butir.
Ø Makin ke arah laut yang dalam, ukuran butiran makin kecil.

  Lingkungan pantai: delta
Bangun (struktur) Batuan Endapan
  Pengendapan dilakukan oleh:
  air (pada umumnya) sungai, danau, laut
  angin: loess (di daratan)
  Bentuk/struktur:
  Lapisan sejajar (parallel bedding)
  Lapisan berangsur atau bersusun (graded bedding)
  Lapisan silang siur (cross bedding)
  Letak atau posisi lapisan:
  Mendatar (horizontal beds): struktur primer
  Miring (dipping beds): struktur sekunder (proses tektonika)
Pengaruh Transgresi-Regresi
  Proses transgresi-regresi bukan karena terjadinya pasang surut, melainkan karena adanya kegiatan tektonik.
  Proses transgresi-regresi akan membentuk batuan berlapis berurutan (graded bedding) yang ditandai oleh urutan besar butir.
Transgresi:
  peristiwa naiknya permukaan air laut (atau daratan turun).
Dalam proses transgresi:
  lapisan bagian atas berukuran kasar dan makin ke bawah makin halus
Regresi:
  peristiwa turunnya permukaan air laut (atau daratan terangkat).
Dalam proses regresi:
  lapisan bagian atas berukuran halus, dan makin ke bawah makin kasar
Ciri Khas Batuan Endapan
  Batuan endapan dicirikan oleh:
  Adanya perlapisan
  Adanya fosil

  Perlapisan ditandai oleh:
  perbedaan warna
  perbedaan besar butir
  perbedaan bahan yang diendapkan
Penamaan Batuan Endapan
  Nama batuan didahului dengan nama berdasarkan ukuran butir dan fraksi mayoritas (major fraction), misalnya batupasir kuarsa, batupasir felspatik, batupasir litik, arkos, batugamping, dolomit, grewak, konglomerat, breksi.
  Nama tambahan diberikan apabila dalam batuan tersebut terdapat cukup banyak (>10%) fraksi minor (minor fraction), misalnya batupasir gampingan, batupasir lempungan, batupasir tufaan, dsb.
Klasifikasi Batuan Endapan (Travis, 1955)
Ukuran butir
< 1/256 mm: batulumpur (mudstone), batulempung (claystone), serpih (shale)
1/256 – 2 mm: batulanau (siltstone) dan batupasir (sandstone)
1/256-1/16   – lanau (silt)
1/16-1/8        – pasir sangat halus (very fine sand)
1/8-¼    – pasir halus (fine sand)
¼-½      – pasir menengah (medium sand)
½-1        – pasir kasar (coarse sad)
1-2         – pasir sangat kasar (very coarse sand)
Klasifikasi Batuan Endapan (Travis, 1955)
  > 2 mm
  2-4 mm              – kerikil (granule)
  4-64 mm           – kerakal (pebble)
  64-256 mm      – berangkal (cobble)
  > 256 mm                 – bongkah (boulder)

  endapan lepas (unconsolidated), membulat: gravel
  endapan mengeras (consolidated): konglomerat (conglomerate);
  endapan lepas, menyudut: rubble
  endapan mengeras: breksi (breccia).
Klasifikasi Batuan Endapan (Travis, 1955)
Komposisi fraksi/mineral:
  Major:
  mineral lempung atau bahan berukuran lempung, kalsit/dolomit, kuarsa, felspar, batuan.

  Minor:
  mineral lempung atau bahan berukuran lempung, silika (opal, kalsedon, kuarsa), kalsit/dolomit, mineral besi (limonit, hematit), karbon, dan lain-lain (fosfat, gipsum, anhidrit).
Klasifikasi Batuan Endapan (Menard, 1974)
  Berdasarkan ukuran butir:
  > 2 mm        – konglomerat, breksi
  1/16-2 mm   – batupasir, arkos, grewak
  < 1/16 mm   – serpih

  Bahan penyusun:
  Organik – batugamping, dolomit, gambut, batubara, rijang
  Kimia – garam Na dan sulfat
Batuan Endapan dan Bahan Galian
  Proses pengendapan mekanis:
  pasir, lempung, batupasir, dsb.
  Proses pengendapan kimia:
  batugamping.
  Proses biogen:
  batugamping,
  batubara.

https://denzmorris.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment