Masih
nongkrong disini bro??? Kopinya hbs Bro??? Ngopi dulu dong Bro biar agak enjoy
dikit.hahhaha
Gimana Bro udh paham materi yg kemarin??? Sorry nih Bro ane bkn mau ngajarin,merasa so pintar atau apalah namanya! Ane Cuma berbagi sedikit ilmu disini & mudah2an bias berguna untuk Bro Bro para pembaca tulisan Ane….
Kemarin kita membahas Batuan Gunungapi (Volcanic Rock),sekarang kita akan membahas Batuan Endapan (Sedimentary Rock)
BATUAN ENDAPAN
(Sedimentary Rocks)
Gimana Bro udh paham materi yg kemarin??? Sorry nih Bro ane bkn mau ngajarin,merasa so pintar atau apalah namanya! Ane Cuma berbagi sedikit ilmu disini & mudah2an bias berguna untuk Bro Bro para pembaca tulisan Ane….
Kemarin kita membahas Batuan Gunungapi (Volcanic Rock),sekarang kita akan membahas Batuan Endapan (Sedimentary Rock)
BATUAN ENDAPAN
(Sedimentary Rocks)
BATUAN ENDAPAN (Sedimentary
Rocks)
Pokok
bahasan:
Pengertian batuan endapan
Pembentukan batuan endapan
Endapan mekanis, kimia, dan
organik
Klasifikasi batuan endapan
Lingkungan pengendapan
Struktur batuan endapan
Penamaan batuan endapan
Batuan endapan dan bahan galian
Batuan
Endapan
Batuan endapan
batuan yang terbentuk karena proses pengendapan
(sedimentasi) dan diagenesa (pembatuan atau pemampatan endapan lepas).
Pembentukan
batuan endapan
pelapukan/penghancuran batuan asal (batuan
beku, batuan endapan, atau batuan malihan).
transportasi: pemindahan hasil pelapukan/erosi ke tempat lain
baik dilakukan oleh air atau angin.
pengendapan: akumulasi bahan lepas (unconsolidated
materials) misalnya lempung, pasir, kerikil dsb.
diagenesa: proses
pemampatan baik karena penyemenan maupun tekanan, misalnya batulempung, batupasir,
konglomerat, dsb.
Proses
Pembatuan
Pemadatan, kompaksi (compaction)
Perubahan secara fisika yang berlangsung
dalam proses pembatuan.
Dalam proses ini terjadi proses sejat atau
dehidrasi (dehydration).
Sangat efektif dalam proses perubahan
lumpur yang kaya akan lempung.
Proses
sejat berlangsung makin intensif seiring dengan peningkatan kedalaman dan suhu.
Pembatuan, litifikasi (lithification)
Lithos (Greek) – batu, facere (Latin) –
membuat
Berubah menjadi batu, proses pembatuan.
Diagenesis (diagenesis)
Semua perubahan secara kimia dan fisika
(kecuali erosi) yang dialami suatu endapan dalam proses litifikasi.
Perubahan ini dalam kondisi suhu di bawah
300o. (Di atas suhu itu berlangsung proses malihan).
Jenis (kelompok) Batuan Endapan
mekanis
kimia
organik
Batuan
Endapan Mekanis
Batuan yang terbentuk karena proses
pengendapan dan diagenesa hasil pelapukan yang biasanya berupa keratan (fragment)
batuan dan/atau mineral.
Endapan klastik: lempung, pasir, kerikil,
kerakal.
Batuan endapan (yang telah mengalami diagenesa):
batulempung, batupasir, konglomerat, breksi.
Batuan
Endapan Mekanis
Konglomerat (conglomerate)
Batuan endapan yang fragmennya berukuran
> 4 mm dan bentuk fragmen tersebut membulat dengan semen bahan yang lebih
halus
Jenis konglomerat:
Monomik (monomictic
conglomerate):
fragmennya sejenis, misalnya batupasir saja
atau granit saja
Polimik (polymictic
conglomerate) :
fragmennya tidak sejenis terdiri dari
bermacam-macam jenis batuan
Breksi (breccia)
Batuan
endapan yang fragmennya menyudut dan berukuran > 4 mm
Batuan
Endapan Mekanis
Batupasir (sandstone)
Batuan yang keratannya berukuran 1/16-2 mm,
tersemenkan
Batupasir kuarsa (quartz
sandstone)
Batupasir yang komponen utamanya kuarsa,
butirannya biasanya membulat dan terpilah baik (well sorted).
Serpih (shale)
Batuan endapan yang tersusun oleh butiran
berukuran lanau dan lempung, mudah membelah (fissile). Selain mineral
lempung juga mengandung kuarsa, felspar, kalsit, dolomit, dan mineral lain.
Batuan
Endapan Mekanis
Arkos (arkose)
Batupasir yang mineral utamanya tersusun
oleh felspar dan kuarsa.
Grewak (greywacke)
Batupasir
“kotor”, mengandung lempung dan keratan batuan. Tidak terpilah dengan baik (poorly
sorted), butirannya menyudut.
Batuan
Endapan Kimia
Batuan yang terjadi karena proses penguapan,
konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang mengandung unsur-unsur kimia hasil pelapukan
Contoh batuan endapan kimia:
batugamping (CaCO3)
garam (NaCl)
gipsum
atau batutahu (MgSO4)
Batuan
Endapan Kimia
Batugamping (limestone)
Batuan endapan yang sebagian besar tersusun
oleh kalsit baik dengan proses organik maupun inorganik.
Dolomit (dolomite)
Batuan endapan yang tersusun oleh mineral
dolomit yaitu senyawa kalsium dan magnesium – CaMg(CO3)2
Batuan
Endapan Kimia
Rijang (chert)
Batuan endapan kimia yang padat yang
sebagian besar atau seluruhnya tersusun oleh kuarsa mikrokristalin (berukuran
mikron). Rijang dapat pula mengandung kalsedon atau opal. Rijang terdapat
bersama batugamping dan sangat tahan terhadap pelapukan.
ØFlint: varitas (rijang) berwarna abu-abu
gelap sampai hitam, yang mengandung zat organik.
Batuan
Endapan Organik
Batuan endapan
organik:
Batuan yang terbentuk karena
kegiatan/proses biokimia dan biomekanik seperti karang (hasil pembuatan rumah)
oleh binatang laut dan terjadinya penumpukan cangkang (koral, foraminifera),
penumpukan tumbuh-tumbuhan dsb.
Contoh batuan endapan organik:
batugamping terumbu (Ca)
radiolarit (Si)
diatomit (Si)
batubara (tumbuhan - C)
gambut (tumbuhan - C)
Klasifikasi
Batuan Endapan
Dasar klasifikasi
Tekstur batuan:
Ukuran butiran/fragmen
Bentuk butir/fragmen
Susunan kimia/mineral:
Unsur
Garam
(kimia) seperti karbonat, sulfat, dsb.
Ukuran dan Bentuk Butir
Ukuran butir:
Bongkah (boulder) > 256 mm
Berangkal (cobble) – 64-256 mm
Kerakal (pebble) – 4-64 mm
Kerikil (granule, gravel) – 2-4 mm
Pasir (sand) – 1/16-2 mm
Lanau (silt) – 1/256-1/16 mm
Lempung (clay) < 1/256 mm
Ukuran dan bentuk
butir (Unit Phi – skala Udden-Wentworth)
Bentuk
dan Pemilahan Butir
Bentuk (shape):
Membulat: gravel
Menyudut: puing (rubble)
Pemilahan (sorting):
Baik
Buruk
Lingkungan
Pengendapan
Pembentukan batuan endapan:
Lingkungan daratan
Lingkungan lautan
Lingkungan daratan, dapat terjadi/terbentuk
oleh:
Air
Angin
Ø Lingkungannya: daratan, sungai, danau, rawa
Lingkungan
Pengendapan Laut
Berdasarkan lingkungan pengendapannya, laut
dibagi menjadi beberapa zona yaitu:
Epineritik: dari garis pasang-surut sampai
kedalaman 50 m
Neritik :
dari kedalaman 50 – 200 m
Batial :
kedalaman laut 200 – 2000 m
Abisal :
kedalaman laut > 2000 m
Berdasarkan kedalaman air laut, pengendapan
bahan yang terbawa dari daratan atau hasil pengikisan pantai akan mempunyai
perbedaan besar butir.
Ø
Makin
ke arah laut yang dalam, ukuran butiran makin kecil.
Lingkungan
pantai: delta
Bangun
(struktur) Batuan Endapan
Pengendapan dilakukan oleh:
air (pada umumnya) sungai, danau, laut
angin: loess (di daratan)
Bentuk/struktur:
Lapisan sejajar (parallel bedding)
Lapisan berangsur atau bersusun (graded
bedding)
Lapisan silang siur (cross bedding)
Letak atau posisi lapisan:
Mendatar (horizontal
beds):
struktur primer
Miring (dipping
beds):
struktur sekunder (proses tektonika)
Pengaruh
Transgresi-Regresi
Proses transgresi-regresi bukan karena terjadinya
pasang surut, melainkan karena adanya kegiatan tektonik.
Proses transgresi-regresi akan membentuk
batuan berlapis berurutan (graded bedding) yang ditandai oleh urutan
besar butir.
Transgresi:
peristiwa naiknya permukaan air laut (atau
daratan turun).
Dalam proses
transgresi:
lapisan bagian atas berukuran kasar dan
makin ke bawah makin halus
Regresi:
peristiwa turunnya permukaan air laut (atau
daratan terangkat).
Dalam proses regresi:
lapisan bagian atas berukuran halus, dan makin ke bawah makin kasar
Ciri
Khas Batuan Endapan
Batuan endapan dicirikan oleh:
Adanya perlapisan
Adanya fosil
Perlapisan ditandai oleh:
perbedaan warna
perbedaan besar butir
perbedaan
bahan yang diendapkan
Penamaan
Batuan Endapan
Nama batuan didahului dengan nama berdasarkan
ukuran butir dan fraksi mayoritas (major fraction), misalnya batupasir
kuarsa, batupasir felspatik, batupasir litik, arkos, batugamping, dolomit,
grewak, konglomerat, breksi.
Nama
tambahan diberikan apabila dalam batuan tersebut terdapat cukup banyak
(>10%) fraksi minor (minor fraction), misalnya batupasir gampingan,
batupasir lempungan, batupasir tufaan, dsb.
Klasifikasi
Batuan Endapan (Travis, 1955)
Ukuran butir
< 1/256 mm: batulumpur (mudstone),
batulempung (claystone), serpih (shale)
1/256 – 2 mm: batulanau (siltstone)
dan batupasir (sandstone)
1/256-1/16 –
lanau (silt)
1/16-1/8 –
pasir sangat halus (very fine sand)
1/8-¼
– pasir halus (fine sand)
¼-½ –
pasir menengah (medium sand)
½-1 –
pasir kasar (coarse sad)
1-2
– pasir sangat kasar (very coarse sand)
Klasifikasi
Batuan Endapan (Travis, 1955)
> 2 mm
2-4 mm –
kerikil (granule)
4-64 mm – kerakal (pebble)
64-256 mm –
berangkal (cobble)
> 256 mm – bongkah (boulder)
endapan lepas (unconsolidated),
membulat: gravel
endapan mengeras (consolidated):
konglomerat (conglomerate);
endapan lepas, menyudut: rubble
endapan
mengeras: breksi (breccia).
Klasifikasi
Batuan Endapan (Travis, 1955)
Komposisi
fraksi/mineral:
Major:
mineral lempung atau bahan berukuran
lempung, kalsit/dolomit, kuarsa, felspar, batuan.
Minor:
mineral
lempung atau bahan berukuran lempung, silika (opal, kalsedon, kuarsa),
kalsit/dolomit, mineral besi (limonit, hematit), karbon, dan lain-lain (fosfat, gipsum, anhidrit).
Klasifikasi
Batuan Endapan (Menard, 1974)
Berdasarkan ukuran butir:
> 2 mm –
konglomerat, breksi
1/16-2 mm –
batupasir, arkos, grewak
< 1/16 mm – serpih
Bahan penyusun:
Organik – batugamping, dolomit, gambut,
batubara, rijang
Kimia
– garam Na dan sulfat
Batuan
Endapan dan Bahan Galian
Proses pengendapan
mekanis:
pasir, lempung,
batupasir, dsb.
Proses pengendapan
kimia:
batugamping.
Proses biogen:
batugamping,
batubara.
https://denzmorris.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment